Nama:
Muji Riyantoro
NPM:
31109537
Kelas:
3DB21
Mata Kuliah:
Terapan Komputer Perbankan #
Fakultas:
Program Diploma Tiga
Jurusan:
D3-Manajemen Informatika
Dosen:
Tisa Maharani
KD-MK: AK013214
Tugas Tulisan Softskill Semester 6
Ketika
kita membicarakan atau ingin mengukur tingkat kesehatan suatu bank, kita dapat
mengetahuinya dengan cara menganalisis statistik perbankan dengan menggunakan
analisis CAMEL. Analisis CAMEL sendiri mengukur tingkat kesehatan bank
berdasarkan lima aspek utama, yaitu capital, asset, management,
earning, dan liquidity.
Ketika
dianalisis lebih jauh, kita dapat mengetahui bahwa jika salah satu aspek
tersebut terganggu, maka kesehatan bank juga akan terganggu dan mempengaruhi
berbagai hal, baik di bidang perbankan maupun bukan perbankan. Kali ini,
marilah kita menganalisis tentang pengaruh asset atau aktiva produktif
jauh lagi.
Sebelumnya,
kita harus mengetahui apa definisi dari aktiva produktif tersebut. Menurut Bank
Indonesia, aktiva produktif adalah penanaman dana Bank baik dalam Rupiah maupun
Valuta Asing dalam bentuk kredit, Surat Berharga, Penempatan Dana Antar Bank
Penyertaan, termasuk komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening
administratif. Penanaman aktiva produktif ini juga wajib dilaksanakan dengan
prinsip kehati-hatian.
Pada
dasarnya, di dalam aktiva produktif ini terdapat empat unsur utama sebagai
berikut.
- Kredit yang diberikan
- Penempatan dana pada bank lain
- Surat berharga
- Penyertaan modal
kualitas
aktiva produktif ini dapat ditetapkan dengan dasar prospek usaha, kondisi
keuangan
dan kemampuan membayar nasabah. Aktiva produktif ini juga wajib dijaga oleh
pihak bank yang bersangkutan agar bank selalu siap menghadapi resiko kerugian
dan memungkinkan bank agar tetap sehat.
Selanjutnya,
marilah kita lihat statistik aktiva produktif yang di dapat dari website Bank
Indonesia. (Data bisa di download di http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik+Perbankan/Statistik+Perbankan+Indonesia/)
Berdasarkan
data diatas, kita bisa melihat bahwa jumlah aktiva produktif yang dimiliki oleh
bank umum secara keseluruhan cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Sebagai
contoh, pada tahun 2006 jumlah aktiva produktif bank umum adalah 1.585.103
(dalam miliar rupiah), kemudian di bulan Januari 2012, total aktiva produktif
telah meningkat dua kali lipat lebih menjadi 3.330.099 (dalam miliar rupiah).
Kenaikan aktiva produktif ini kemudian secara langsung maupun tidak
menandakan bahwa tingkat kesehatan bank umum di Indonesia sangatlah baik.
Kita
juga bisa melihat dan membandingkan bahwa jumlah aktiva produktif yang lancar
terus meningkat dengan pesat seiring pertumbuhan jumlah keseluruhan aktiva
produktif, sebaliknya jumlah aktiva produktif yang kurang lancar, diragukan,
bahkan macet memang mengalami peningkatan juga, tetapi jika dibandingkan dengan
jumlah keseluruhan, kenaikan ini cenderung stabil atau tidaklah terlalu
signifikan.
Peningkatan-peningkatan
positif yang terjadi pada akhirnya akan mempengaruhi kemampuan suatu bank untuk
menghasilkan laba atau tingkat rentabilitasnya. Tingkat rentabilitas suatu bank
sebenarnya diukur dengan nilai ROA (return of asset). Return On Assets (ROA)
adalah rasio yang menggambarkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva, yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan dan
berhubungan dengan produktivitas suatu bank.
Lalu
mengapa hal tersebut berpengaruh? Sebagai contoh, salah satu cara bank untuk
memperoleh profit adalah dengan memberikan atau menyalurkan kredit
kepada orang-orang yang membutuhkannya. Sebagai catatan, kredit adalah bagian
dari aktiva produktif.
Ketika
kredit dikeluarkan, bank harus menanggung resiko kredit yang ada.
Kemudian, jika kredit yang dipinjam macet atau bermasalah, apalagi dalam
jumlah yang besar, tingkat return of asset juga akan menurun. Dengan
turunnya nilai ROA, hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat rentabilitas
suatu bank.
Secara
sederhana, hal tersebut dapat dijelaskan seperti berikut, jika semua peminjam
membayar angsuran kreditnya tepat waktu, bank akan memperoleh keuntungan,
sebaliknya ketika kredit tersebut menjadi macet, atau bahkan tidak mungkin
ditagih lagi, bank akan mengalami kerugian. Akhirnya, keuntungan atau
kerugian yang dialami bank ini pasti mempengaruhi laporan keuangan bank umum
yang bersangkutan.
Referensi
tulisan:
MICHAEL ALEXANDER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar